Cari

Selasa, 24 Mei 2016

Surat Terbuka

Pak Pendeta yang terhormat,

Baru-baru ini, di sebuah berita di media online di Surabaya tertulis :  “ kalangan Pendeta dan Romo setuju minuman beralkohol dilarang”. Sebagai umat saya pantas galau “Apakah anggur yang saya minum setiap Perjamuan Suci sebagai simbol yang telah menebus dosa saya didapatkan secara illegal ? “

Jangan kuatir. Tulisan ini tidak mewakili umat Nasrani dan Katolik di Indonesia.  Saya juga bukan yang terlalu fanatik minum. Kalau diajak gratisan, saya mau. Itu pun hanya seperlunya saja. Tidak sampai mabuk kepayang.

Sebagai “anak-anak Allah” kita semua tahu, minuman beralkohol tidak dilarang dalam ajaran Yesus Kristus. Alkitab hanya memperingatkan tentang konsekuensi buruk mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Efesus 5:18 mengingatkan, ”Janganlah mabuk dengan anggur sebab itu mengarah kepada pelampiasan nafsu.”

Alkitab juga tidak pernah mengharamkan makanan.  Matius 15 : 11 menyebutkan “Dengar dan camkanlah ; bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang “.  Jadi sesuai ayat ini, saya harus menghargai semua orang, tak akan menghakimi seseorang dengan apa yang keluar dari mulut saya.

Pak Pendeta,…..

Saya bukanlah orang suci. Dosa saya banyak. Masih penuh kedengkian, angkara murka dan hawa nafsu duniawi.  Buktinya, sampai kini saya masih suka protes lagu “mirasantika” yang didendangkan oleh Rhoma Irama. Mengapa disebut miras (minuman keras) ?

Anggur merupakan minuman yang mengandung alkohol. Jika minuman keras, maka tentu anggur tidak dapat diminum karena sifatnya yang keras (tidak mampu diterima oleh tubuh). Tuhan tak mungkin memberikan sesuatu yang menyakitkan bagi tubuh manusia yang menjadi ciptaan-Nya bukan ?

Saat perjamuan malam terakhir, sebelum disalibkan. Yesus mengedarkan cawan yang berisi anggur kepada murid-muridnya dan berkata ”Minumlah dari cawan ini, kamu semua.” Karena tahu bahwa kematiannya sudah dekat, ia menambahkan, ”Mulai saat ini aku tidak akan meminum apa pun dari hasil tanaman anggur ini sampai hari itu pada waktu aku meminum yang baru bersamamu dalam kerajaan Bapakku.” (Matius 26:27, 29)

Malam Perjamuan Terakhir Yesus dengan dua belas Muridnya itulah yang hingga kini dirayakan setiap bulannya atau peringatan ibadah khusus seperti Paskah, hari Pantekosta dan Natal.

Pertanyaannya, apakah diperbolehkan mengganti anggur dengan sirup rasa anggur ?  Saya sendiri pernah menghadiri Perjamuan Suci di sebuah gereja di pelosok. Saat itu, karena kehabisan anggur, Sang Pendeta berkata “Dengan iman, mari angkat gelas (berisi air putih) sebagai darah Yesus, “

Tetapi tidak selamanya anggur digantikan dengan air putih kan ?

Dalam perayaan Ekaristi, tradisi Katolik, dalam situasi tertentu atas pertimbangan Uskup, anggur dapat digantikan Mustum, atau jus anggur yang difermentasi dan kadar alkoholnya dikurangi hingga hanya mencapai 1 hingga 2 persen.  Tetapi tetap saja mengandung alkohol.

Minuman beralkohol, menurut ajaran Yesus, tidak cukup berhenti dalam konteks religi atau keperluan beribadah saja. Minuman Beralkohol bisa diminum setiap saat. Tanpa menunggu ibadah Perjamuan Suci. Kemudian curi-curi anggur sisa Perjamuan Suci.

Minuman beralkohol merupakan pemberian dari Pencipta. Dalam Mazmur 104:15 disebutkan salah satu pemberian Allah ialah ”anggur yang membuat hati manusia yang berkematian bersukacita”.  Kemudian, Pengkhotbah 9:7  imbalan karena melakukan pekerjaan yang baik ialah “Memakan makanan dengan sukacita dan minum anggur dengan hati riang”.  Karena mengetahui khasiat minum anggur, Paulus memberi tahu Timotius, ”Jangan lagi minum air saja, tetapi minumlah sedikit anggur untuk lambungmu, juga karena engkau sering sakit.” (1 Timotius 5:23)

Alkitab juga menyebutkan bahwa minuman beralkohol bisa membantu seseorang menghadapi kesusahan hati.—Amsal 31:6, 7. Namun bukan berarti minuman beralkohol dapat diminum sebebas-bebasnya. Efesus 5:18 mengingatkan, ”Janganlah mabuk dengan anggur sebab itu mengarah kepada pelampiasan nafsu.”
Dengan demikian perlu diklarifikasi jika ada statment Pendeta yang setuju dengan pelarangan minuman beralkohol. Sebagai umat tidak hanya bingung, tetapi kuatir jangan-jangan muncul nabi-nabi palsu antikris.


Sekian dari saya. Tuhan Yesus Kristus Memberkati.