Sekarang saya ada di Bali. Sedikit menghabiskan sisa liburan, juga melepas "kangen" meneguk dua botol bir dingin di teras minimarket
Sejak bir dilarang dijual pada April lalu, di sejumlah minimarket di Jawa tidak lagi menjual bir. Kalangan bir mania memilih untuk tidak minum bir di minimarket. Mereka kuatir dicap sebagai pemabuk oleh pemerintah, ormas juga Gerakan Anti Miras. Apalagi kalau sudah kena cap negative itu, di negara ini, pasti bakal dirazia. Dari gang tikus sampai kamar hotel berbayar pun bakal terkejar.
Tidak hanya razia, berkat pelabelan "pemabuk" dan "memabukkan" juga ada harganya. Paling murah agar tak kena razia, tarif Rp 28 juta sampai Rp 30 juta pas untuk mengurus ijin berjualan bir. Ya tarif ini semacam "pengaman sosial" agar tak kena razia miras.
"Hal ini sebenarnya yang kami pusingkan. Bukan perkara jualan, tetapi ya uang koordinasi. Meskipun tidak lagi jualan bir, tetap saja ada oknum yang merayu mengurus perijinan agar toko tak kena razia, " kata salah satu penjual bir di Medan, Sumatera Utara.
Ada apa dengan bir ?
Bukankah obat batuk juga ada yang mengandung alkohol 22 persen ?
Ada juga masakan-masakan lain yang mengandung alkohol, karena memang untuk menghasilkan aroma lezat harus dicampur bahan yang mengandung alkohol ?
Peminum obat batuk dan pecinta kuliner juga bisa dikatakan pemabuk ?
Penelitian Fuad Rasyid, mahasiswa Departement of Food Science and Technologie Ohio menyebutkan bahwa kandungan alkohol tape ketan mencapai 14,87 persen sampai 17,33 persen, sementara singkong 13,13 persen sampai 14,67 persen.
Dibandingkan bir yang mengandung air mineral sebesar 90 persen, maka saya tidak setuju jika bir mania disebut pemabuk.
Riset Euromonitor tahun 2013 menyebutkan orang Indonesia harus bekerja hampir 2,5 jam untuk bisa mampu membeli bir seukuran 330 ml (1 kaleng / 1 botol kecil). Itulah sebabnya menurut riset Internasional Wine and Spirit Research (IWSR) , konsumsi bir di Indonesia paling rendah di dunia, mencapai 1,1 liter per kapita.
Robert Anthony pernah berujar " Some people drink from the fountain of knowledge, others just gargle "
Ah sudahlah, kami ini hanya ingin menikmati bir tanpa kepentingan apapun untuk memperkaya diri sendiri. Sore ini pemandangan di Kuta sangat indah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar