Meskipun ditolak oleh Fédération
Internationale de Football Association (FIFA) pada 19 Maret 2010, namun
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi tetap akan berusaha meminta
agar Indonesia bisa menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2022 mendatang. Saya
yang asli “Bonek” sejak kecil mendukung upaya pemerintah demi kemajuan
sepakbola di Indonesia. Hanya saja, saya sedang kuatir, munculnya intervensi
negara asing dengan sejumlah regulasi anti bir di Indonesia. Apalagi Sekjen
FIFA, Jerome Valcke pernah bilang “Minuman beralkohol adalah bagian dari Piala
Dunia, jadi kita harus memilikinya, "
“Nggolek bir saiki angel rek, nonton
bola jadi gak asyik, ” keluh salah
satu rekan di Bojonegoro Jawa Timur yang katanya juga tidak dijumpai di
supermarket di kota penghasil minyak itu. Padahal seharusnya bir, sesuai
regulasi Rachmad Gobel, boleh dijual di supermarket.
Seperti
diketahui, untuk menyelamatkan generasi muda, Menteri Perdagangan Rachmad Gobel
membuat aturan terkait larangan penjualan bir di minimarket dan pedagang
eceran. Aturan juga ini didukung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga.
“Minum
bir saat menonton pertandingan sepakbola bukan untuk mabuk. Bir dihidangkan
bersama kacang bagaikan teman sejati bagi gibol mania, “ kata Irsad (42), warga
Surabaya.
Sepakbola
dan bir memang tak dapat dipisahkan. Borussia Dortmund misalnya, berkampanye
anti rasialisme lewat satu juta tatakan gelas bir, mengambil tema unik: 'Kein
Bier fur Rassisten!' atau dalam bahasa Indonesia berarti 'Tak Ada Bir untuk
Rasialis!'.
Kampanye
ini jadi lanjutan langkah tegas Die Borussen terhadap tindakan-tindakan
rasialisme, juga berupaya meredam aksi-aksi ekstrem berhaluan politik kanan
jauh seperti fasisme. Mereka sebelumnya juga diketahui menjatuhkan hukuman
berat, yakni larangan ke stadion selama empat tahun untuk salah seorang
penggemar yang melakukan salam Nazi.
Baik
di negara-negara Eropa maupun Indonesia, sepakbola sudah menjadi budaya yang
sangat mengakar di masyarakatnya. Termasuk juga soal urusan menenggak minuman
beralkohol ketika menyaksikan pertandingan.
Dua
hal itulah membuat Presiden Brazil Dilma Rousseff akhirnya mencabut larangan
menjual dan menenggak bir di sekitar stadion selama berlangsungnya Piala Dunia
2014. Sejak tahun 2003, Pemerintah Brazil menerapkan larangan menjual minuman
beralkohol di dalam arena olahraga. Pencabutan
regulasi itu karena permintaan FIFA.
Renan
Fielho, anggota Partai Pergerakan Demokratik Brazil, yang juga bersekutu dengan
pemerintah, mengatakan pencabutan larangan tersebut sebagai ` perubahan
temporer untuk menjamin Piala Dunia terbaik untuk Brazil.`
Berlangsungnya
Piala Dunia 2014 di Brazil tidak lepas dari peranan AB InBev, produsen bir
bermerek Budweiser yang telah menjadi sponsor piala dunia sejak 1986. Berdasarkan
Sports Sponsorhip Insider, AB InBev telah mengeluarkan dana sebesar US$ 120
juta hingga US$ 160 juta untuk menjadi sponsor Piala Dunia 2010 di Afrika
Selatan dan Piala Dunia 2014.
FIFA
sendiri sebenarnya sudah menetapkan tuan rumah PD 2022 adalah Qatar. Namun
memang, belakangan banyak masalah yang terjadi terkait penunjukkan tersebut,
yang sempat memunculkan opsi untuk memindahkan tuan rumah PD 2022 ke negara
lain.
Ketua
Masyarakat Sepakbola Indonesia (MSBI), Sarman L Hakim, seperti yang dikutip www.rri.co.id, mengatakan Imam Nahrawi siap
untuk membuat proposal baru seputar pengajuan Indonesia menjadi tuan rumah PD 2022.
Dalam
waktu dekat, MSBI akan mengujungi Kantor FIFA di Zurich, Swiss untuk
menyampaikan deklarasi untuk menempatkan kembali Indonesia sebagai calon tuan
rumah Piala Dunia 2022 mendatang setelah ditolak pada tahun 2010 lalu.
“Ketika
itu pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak melanjutkan proses
bidding tersebut. Saya yakin, hal tersebut sudah dikomunikasikan dengan
Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla," kata Sarman.
Menpora
Imam Nahrawi itu, kata Sarman, seperti Soekarno Muda. “Berani dan memiliki visi jauh ke depan. Kalau
dulu pada 1962, Soekarno berani menjadikan Indonesia tuan rumah Ganefo (Games
of New Emerging Forces). Kini, Imam Nahrawi berani memperjuangkan Indonesia
menjadi tuan rumah Piala dunia 2022," tuturnya.
Sebelumnya,
PSSI melalui komite ad-hoc sinergi mengatakan telah memiliki program jangka
panjang agar timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2046 melalui visi 2045.
Jangka waktu itu ditetapkan, setelah melihat berbagai permasalahan yang harus
diselesaikan PSSI untuk membangun fondasi yang kuat untuk sepakbola Indonesia.
Terlepas
dari masalah yang mendera PSSI, Jokowi, dalam kompas.com, berkata "Saya jagoin PSSI, saya serius, saya ngomong
apa adanya,"
Semoga
saja PSSI tidak lantas mencabut Peraturan larangan menjual bir yang telah ditandatangani
oleh Rachmad Gobel pada 16 Januari 2015 lalu. Akan tetapi sebagai masyarakat
Indonesia, saya mendukung kemajuan sepakbola di Indonesia.