Cari

Jumat, 10 April 2015

Generasi Muda Butuh Edukasi "Anti Mabok"

Oleh : Doddy “Mr D” Hernanto
Musisi, guru Matematika di Surabaya  


Sudah tiga tahun lamanya, saya menjalani sebagai seorang vegetarian. Saya juga tidak merokok dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol !

Di sebuah cafe kopi, di salah satu pusat berbelanjaan di kota Surabaya, seorang rekan saya mencoba memberikan dukungan kepada saya. “Hidup sehat itu jangan sampai sekedar wacana. Bicara kesehatan, tetapi masih ada timbunan lemak di bagian samping perut. Percuma kan ? , “ katanya.

Saya terdiam bercampur lega. Sebab pertama kalinya, seorang rekan memberikan komentar positif.

Sambil menguyah sayuran dan buah, kami mulai sedikit bercerita mengenai minuman beralkohol dan oplosan, yang menjadi tema hangat di beberapa media massa, juga media sosial.

Memang, dalam belakangan terakhir, beberapa teman musisi dan seniman menceritakan jika minuman bir tidak lagi dijual di minimarket. Kata pelayan toko, sesuai aturan bir hanya dijual di supermarket dan hipermarket.

Awalnya, saya cuek mendengar keluhan rekan seniman dan musisi di Jakarta dan Surabaya terkait bir. Dijual atau tidak bir dan rokok di toko kecil sekalipun tidak mempengaruhi hidup saya. Saya lebih tertarik dengan belanja seperangkat tehnologi untuk kepentingan bermusik saya, juga mengajarkan tehnik bermain gitar satu jari kepada siswa saya.

Namun perbincangan di sebuah cafe di Surabaya membuka mata saya tentang fakta-fakta dari dampak adanya larangan menjual bir di minimarket. Saya juga enggan terlarut dalam dukung-mendukung statment Gubenur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dengan Ketua Gerakan Nasional Anti Miras (GeNAM) sekaligus Wakil Ketua Komite III DPD, Fahira Idris mengenai penjualaan bir.

Kita semua tahu, bahwa minuman beralkohol sangatlah dekat dengan mata sehari-hari. Sama halnya dengan orang merokok. Pelarangan penjualan bir di minimarket justru memicu semakin banyaknya korban jiwa akibat oplosan atau minuman illegal lainnya. Ini justru lebih berbahaya mengingat tidak semua daerah di Indonesia terdapat jaringan hipermarket dan supermarket.

Agar generasi muda hidup sehat maka perlu adanya edukasi. Sebagai guru matematika di salah satu sekolah swasta di Surabaya, saya melihat bahwa saat ini ada kemunduran dalam hidup sehat. Jika dahulu setiap Jumat pagi ada senam kesegaran jasmani, sekarang sudah jarang dilakukan. Padahal dengan berolahraga, kesehatan mudah terkontrol.

Jadi alangkah lebih baik jika pendidikan kesehatan diberikan kepada generasi muda. Tanpa adanya pengetahuan, maka produk minuman beralkohol pun dicampur dengan bahan berbahaya yang juga mudah didapatkan di mana pun tempatnya.

Sehingga yang perlu diatur saat ini sebenarnya bukan produk minuman beralkohol seperti bir, melainkan aturan khusus orang yang menyalahgunakan produk minuman beralkohol yang membuat mabuk.

Saya setuju dengan kata rekan saya “Hidup sehat itu jangan sampai sekedar wacana...”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar