Cari

Senin, 20 April 2015

Memulai Generasi Muda Hidup Sehat Bukan Dengan Regulasi Larangan Menjual Bir

Salam olahraga,

Saya bukan seorang perokok, juga bukan seorang alkoholic.

Ketika saya membaca di salah satu media massa soal regulasi dari Menteri Perdagangan Rachmad Gobel tentang larangan menjual bir di minimarket dan pengecer, saya merasa bahwa aturan itu salah sasaran. Apalagi aturan itu dibuat dengan dalih melindungi generasi muda. Menurut pengalaman saya, banyak murid-murid saya, yang berumur 21 tahun ke atas, banyak bermasalah dengan kelebihan berat badan.

Masalah obesitas itu, seperti yang dilaporkan United States Centre of Disease Control and Prevention (CDC) pada remaja meningkat dari lima hingga 18.1% dari tahun 1976-2008. CDC juga mengatakan bahwa obesitas mengakibatkan remaja kurang percaya diri, yang berdampak pada prestasi akademik dan kehidupan sosial mereka. Bahkan, bila remaja dengan nekatnya membiarkan diri mereka kelaparan, dapat mengakibatkan risiko defisiensi nutrisi, yang berdampak pada terjadinya anemia, menstruasi yang tidak teratur, dan perkembangan tulang yang buruk.

Obesitas merupakan kondisi dimana persentase lemak dari seorang anak adalah lebih dari 32% untuk Anak perempuan dan 35% untuk anak laki-laki atau ketika berat badan anak lebih dari sebesar 20% dari berat badan ideal mereka sesuai dengan tinggi badan mereka. Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makanyang berlebih, kurang gerak/olahraga, emosi, faktor lingkungan, faktor sosial,faktor kompensasi, dan faktor gaya hidup.

Untuk mengatasi masalah generasi muda itu diperlukan edukasi makanan sehat dan olahraga, bukan dalam bentuk pelarangan menjual bir yang berdampak pada maraknya oplosan. Banyak anak-anak muda yang menjadi korban oplosan.

Saya sangat benci asap rokok, tetapi tidak melarang orang untuk merokok di depan saya.

Merokok bagi saya sangat mempengaruhi ketika nafas ketika akan memulai latihan cardio. Saya sering menyarankan kepada murid saya untuk tidak merokok agar jantung lebih sehat. Merokok bagi saya jauh lebih berbahaya dalam jangka waktu panjang dibandingkan dengan mengkonsumsi sebotol bir.

Ada beberapa peserta fitness di gym yang memilih mengkonsumsi bir untuk meregangkan otot usai angkat beban usai latihan.

Otot sendiri perlu diistirahatkan, sama halnya dengan bagian tubuh lainnya yang juga perlu istirahat yang cukup untuk pembentukan jaringan otot.  Selain pola makan, istirahat yang cukup merupakan modal dasar agar tubuh selalu sehat. Sayangnya, karena pekerjaan, masalah istirahat ini sering diabaikan

Jika rokok masih dijual di minimarket, mengapa bir dilarang ?

Pada dasarnya semua makanan yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi masalah jika dikonsumsi secara berlebihan. Olahraga secara rutin dapat mencegah masalah buruk bagi kesehatan generasi muda.

Apabila pemerintah peduli dengan generasi muda maka seharusnya memulai memikirkan regulasi mengenai kurikulum khusus berolahraga bagi semua siswa di sekolah mulai dari pendidikan dasar sampai Universitas. Edukasi pola makan dan pola hidup sehat juga perlu ditanamkan di sekolah dan keluarga.

Sebagai langkah edukasi hidup sehat, di blog ini, secara rutin saya akan memberikan tips khusus kepada generasi muda, mulai dari pola makanan hingga bentuk latihan sederhana membentuh tubuh ideal.

Terima kasih 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar